Jakarta: Lembaga survei ETOS Indonesia Institute melakukan survei terkait pra dan pascapelantikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Survei menunjukkan masyarakat memiliki harapan besar kepada Listyo.
“Dari survei ini, masyarakat banyak menaruh harapan besar kepada Kapolri baru, terutama kinerja Polri selama ini yang mungkin dianggap masyarakat tidak maksimal dan masyarakat sangat berharap besar apabila institusi Polri dipimpin oleh Bapak Jenderal Polisi Listyo Sigit akan lebih baik lagi dari sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute, Iskandarsyah, dalam konferensi pers di Cafe Pondok Rangi, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu, 8 Mei 2021.
Direktur Riset ETOS Indonesia Institute Pascal menjelaskan survei dilakukan dengan metode self-administered survey atau pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu. Sebanyak 2.000 responden tersebar di enam wilayah, yakni Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Semarang, dan Bandung.
“Sebanyak enam kota besar ini dipilih karena jumlah penduduknya hampir mewakili 34 provinsi. Kita lihat saja kalau pemilihan presiden (pilpres) pasti enam wilayah ini sangat dominan,” ujar Pascal.
Survei dilakukan pada 1-22 Maret 2021. Sebanyak empat tahap pertanyaan diajukan pewawancara yang dipilih tim riset Etos.
Tahap pertama, ada dua pertanyaan. Yakni terkait mengetahui tidaknya terkait pergantian Kapolri dan sumber informasi yang digunakan untuk mengetahui informasi pergantian Kapolri.
Tahap kedua, tiga pertanyaan. Pertama, terkait kepuasan terhadap kinerja Polri. Sebanyak 57 persen menjawab tidak puas, 38 persen puas, dan 5 persen tidak menjawab.
Kedua, bentuk kinerja Polri yang tidak memuaskan. Sebanyak 21 persen menjawab adanya praktik pemerasan dan kekerasan, 19 persen menjawab tingkat malapraktik dalam tindakan penyelidikan, 17 persen menjawab banyaknya tindakan pungutan liar (pungli). Kemudian, 16 persen menjawab masih tingginya praktik salah tangkap, 13 persen kurangnya respons terhadap laporan pelayanan publik, 10 persen menjawab banyaknya polisi terlibat dalam kriminalitas, dan 4 persen lain-lain.
“Pertanyaan ketiga, dari mana sumber informasi. Responden menjawab dialami sendiri, keluarga dan kerabat 47 persen, dan media sosial 31 persen,” ungkap Pascal.
Tahap ketiga, dua pertanyaan. Pertama terkait berpengaruh tidaknya kegiatan polisi di media elektronik terhadap pendapat tentang Korps Bhayangkara dan alasan acara itu tidak bepengaruh.
Tahap keempat, dua pertanyaan. Pertama, terkait bisa tidaknya kepemimpinan Listyo meningkatkan kinerja Polri. Sebanyak 77 perssn responden menjawab Listyo mampu meningkatkan kinerja Polri dan 21 persen menjawab tidak mampu.
Pertanyaan kedua, terkait sektor kinerja yang perlu peningkatan kualitas aparatur kepolisian saat kepemimpinan Listyo. Sebanyak 28 persen menjawab perlu meminimalisasi tindak malapraktik dalam proses penyelidikan dan 21 persen menjawab penghapusan tindak pemerasan dan kekerasan.
Lalu, 19 persen menjawab perlu peningkatan punishment atau hukuman tegas dan berkeadilan terhadap anggota kepolisian yang melakukan tindak kriminalitas dan kejahatan serta 17 persen menjawab perlu pemberantasan suap dan pungli. Kemudian, 13 persen menjawab perlu peningkatan pelayanan pelaporan publik dan 2 persen lain-lain.
Margin of error survei 1,27 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
(REN)